Graha Tristar

Graha Tristar

Halaman

Senin, 23 November 2015

Ajarkan Teknik Memasak Molecular Gastronomy - Pertahankan Gizi Makanan

 Program Baru ’’Advanced Culinary Class’’

PRESDIR Majapahit Tourisme Academy (Matoa) Holding Ir Juwono Saroso memprediksi program baru Culinary Advance bakal booming setelah mencermati sekaligus menerjuni trend bisnis kuliner di Tanah Air belakangan ini.


Pembukaan program baru tersebut untuk menyiapkan tenaga-tenaga yang andal di bidang kuliner guna menyikapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Program baru Culinary Advance di Kampus Akpar Majapahit Surabaya ini sekaligus melengkapi program yang telah dibuka sebelumnya yakni  program S1 Culinary Business (Culbiz) tahun akademik (TA) 2014/2015.

Selain itu Tristar Institute BSD Jakarta --salah satu unit usaha dari Matoa Holding-- juga sudah merintis program S1 Food Technology (Food Tech) sejak awal tahun ini dan program ini dikembangkan di Surabaya yang dikemas dalam program Culinary Advance.

Program baru ini mendidik mahasiswa dalam dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di bidang tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular grastronomy dan food technology.

Mahasiswa yang mengambil program ini ke depannya tidak hanya piawai membuat makanan (sajian) yang menarik, garnis (tampilan) yang bagus, dan rasa yang lezat saja, tetapi mereka juga mempelajari ilmu pangan seperti teknik pengawetan, ilmu nutrisi dan gizi, ilmu mikrobiologi dan keamanan pangan, teknologi industri pangan yang sehat dan aman, ilmu pangan terapan, proses rekayasa pangan dan melaksanakan penelitian (riset) dan publikasi.

Selain itu mahasiswa juga akan dibekali wirausaha di bidang pangan seperti industri frozen food, minuman dalam kemasan, makanan awetan seperti abon, snack, frozen bakery, dan lain-lain.

Mereka juga dikenalkan dan praktik mesin-mesin industry pangan dari industri kecil, menengah hingga industri besar.Untuk itu pihak kampus akan mengajak mahasiswa melakukan studi banding ke luar negeri mengunjungi pabrik (factory visit), riset dan development department.

Masih menurut Juwono Saroso, dalam menyusun materi perkuliahan dan praktik dalam program culinary advance itu merupakan hasil kreasinya sendiri --karena dirinya dengan latar belakang sebagai lulus dari Fakultas Teknik Kimia ITS-- termotivasi mengembangkan dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di bidang tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular grastronomy dan food technology.

Sesuai dengan RKAP tahun 2015/2016, pihak Matoa Holding sudah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 jutaan untuk pengadaan peralatan baru guna mendukung operasional laboratorium food technology dan praktik molecular gastronomy bagi mahasiswa.

Nah, keajaiban dalam hidangan (molecular gastronomy) ini nantinya juga dipelajari mahasiswa yang mengambil program Culinary Advance. Molecular gastronomy dalam dunia tata boga ini lebih menekankan pada pendekatan ilmiah yang memadukan antara ilmu kimia dan fisika di dunia kuliner dan pastry.

Maka tidak heran jika ada café & resto bintang lima yang menyajikan apple pie dan rujak dalam bentuk ice cream. Rawon dalam bentuk agar-agar dengan rasa daging dan bumbunya terasa lekat di lidah.

”Tidak hanya itu, ada juga spaghetti yang tampilannya sepertinya tidak berbumbu ternyata memiliki rasa ”meledak” di mulut. Ada juga es krim nitrogen yang sensasi rasanya luar biasa di mulut. Nah dengan memahami molecular gastronomy, saya yakin lulusan program Culinary Advance  bisa diterima pasar kerja,” terang Juwono yang juga owner Matoa Holding.

Program Culinary Advance yang dibuka pihak Kampus Akpar Majapahit ini merupakan jembatan menuju program S1 Food Technology namun menikberatkan pada spesialisasi, demi menjawab kebutuhan mahasiswa yang suka masak (kuliner) tetapi tidak suka mata kuliah dan praktik pastry. Sedangkan program Pastry Advance mengakomodasi mahasiswa yang suka pastry tetapi tidak suka masak.

Terkait dengan hal itu pihaknya pada Senin (11/8/2015) mengundang dosen tamu Chef Didi Han –chef senior asal Indonesia yang telah malang melintang di Eropa (Belanda) dan Amerika (Kanada)—berbagi ilmu tentang food decorator dan food technology dengan juniornya yakni Chef Yuda Agustian, Chef Della sapaan karib Adeline Nadia Daniel bersama 12 mahasiswa D3 jurusan kuliner Akpar Majapahit di laboratorium Food Tech Jl Jemursari 234 Surabaya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengenalkan peralatan canggih kepada mahasiswa antara lain Vacuum Packing Machine(VPM), Polyscience Sous Vide Professional Immersion Circulator --produk innovation culinary technology dari AS— dan Induction Cooker (kompor listrik induksi) hemat energi.

VPM ini diaplikasikan untuk mevakumkan makanan, seperti daging dengan membuang kandungan airnya. Sebelum divakum, daging itu dikemas dalam kantong plastik lebih dulu, selanjutnya daging dalam kemasan plastik itu dimasak dalam alat Polyscience Sous Vide Professional Immersion Circulator.

Setelah mendapat perlakuan tersebut, daging yang telah divakum tersebut direbus dalam panci berisi air yang suhu pemanasannya dikontrol langsung oleh alat canggih PolyScience Sous Vide Professional Immersion Circulator untuk melonggarkan ikatan daging dengan kemasannya sehingga daging mudah diambil dari dalam kemasannya.

Selanjutnya daging yang sudah divakum tadi bisa dimasak –dipanaskan (heat) atau digoreng (fry)-- di atas kompor listrik induksi (induction cooker). Dan yang harus diperhatikan adalah wadah untuk memasak daging itu sebaiknya dari bahan stainless steel atau teflon.

Dalam demo memasak daging sapi (tenderloin) di atas kompor induksi, ada dua perlakuan yang dicoba yakni daging dipanaskan pada suhu konstan 80 derajat celcius selama 10-15 menit. Sedangkan pada treatment kedua, daging digoreng pada suhu 200 derajat celcius selama 1-2 menit. Hasilnya, kematangan daging medium, tekstur menjadi empuk, namun pada perlakukan kedua bumbunya lebih meresap ke dalam daripada treatment pertama. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar