Bisnis Kuliner Menggeliat, Akpar Majapahit Buka Program Baru ’’Advanced Culinary & Advanced Patisserie Class’’
PRESDIR
Majapahit Tourisme Academy (Matoa) Holding Ir Juwono Saroso memprediksi
program baru Advanced Culinary & Advanced Patisserie Class bakal
booming setelah mencermati sekaligus menerjuni trend bisnis kuliner di
Tanah Air belakangan ini.
Pembukaan program baru tersebut untuk
menyiapkan tenaga-tenaga yang andal di bidang kuliner guna menyikapi
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Program
baru Advanced Culinary & Advanced Patisserie Class di Kampus Akpar
Majapahit Surabaya ini sekaligus melengkapi program yang telah dibuka
sebelumnya yakni program S1 Culinary Business (Culbiz) tahun akademik
(TA) 2014/2015.
Selain itu Tristar Institute BSD
Jakarta --salah satu unit usaha dari Matoa Holding-- juga sudah merintis
program S1 Food Technology (Food Tech) sejak awal tahun ini dan program
ini dikembangkan di Surabaya yang dikemas dalam program Advanced
Culinary & Advanced Patisserie Class.
Program baru
ini mendidik mahasiswa dalam dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di
bidang tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular
grastronomy dan food technology.
Mahasiswa yang
mengambil program ini ke depannya tidak hanya piawai membuat makanan
(sajian) yang menarik, garnis (tampilan) yang bagus, dan rasa yang lezat
saja, tetapi mereka juga mempelajari ilmu pangan seperti teknik
pengawetan, ilmu nutrisi dan gizi, ilmu mikrobiologi dan keamanan
pangan, teknologi industri pangan yang sehat dan aman, ilmu pangan
terapan, proses rekayasa pangan dan melaksanakan penelitian (riset) dan
publikasi.
Selain itu mahasiswa juga akan dibekali
wirausaha di bidang pangan seperti industri frozen food, minuman dalam
kemasan, makanan awetan seperti abon, snack, frozen bakery, dan
lain-lain.
Mereka juga dikenalkan dan praktik
mesin-mesin industry pangan dari industri kecil, menengah hingga
industri besar.Untuk itu pihak kampus akan mengajak mahasiswa melakukan
studi banding ke luar negeri mengunjungi pabrik (factory visit), riset
dan development department.
Masih menurut Juwono
Saroso, dalam menyusun materi perkuliahan dan praktik dalam program
culinary advance itu merupakan hasil kreasinya sendiri --karena dirinya
dengan latar belakang sebagai lulus dari Fakultas Teknik Kimia ITS--
termotivasi mengembangkan dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di bidang
tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular
grastronomy dan food technology.
Sesuai dengan RKAP
tahun 2015/2016, pihak Matoa Holding sudah menganggarkan belanja modal
sebesar Rp 500 jutaan untuk pengadaan peralatan baru guna mendukung
operasional laboratorium food technology dan praktik molecular
gastronomy bagi mahasiswa.
Nah, keajaiban dalam
hidangan (molecular gastronomy) ini nantinya juga dipelajari mahasiswa
yang mengambil program Advanced Culinary & Advanced Patisserie Class
. Molecular gastronomy dalam dunia tata boga ini lebih menekankan pada
pendekatan ilmiah yang memadukan antara ilmu kimia dan fisika di dunia
kuliner dan pastry.
Maka tidak heran jika ada café
& resto bintang lima yang menyajikan apple pie dan rujak dalam
bentuk ice cream. Rawon dalam bentuk agar-agar dengan rasa daging dan
bumbunya terasa lekat di lidah.
”Tidak hanya itu, ada
juga spaghetti yang tampilannya sepertinya tidak berbumbu ternyata
memiliki rasa ”meledak” di mulut. Ada juga es krim nitrogen yang sensasi
rasanya luar biasa di mulut. Nah dengan memahami molecular gastronomy,
saya yakin lulusan program Advanced Culinary & Advanced Patisserie
Class bisa diterima pasar kerja,” terang Juwono yang juga owner Matoa
Holding.
Program Advanced Culinary & Advanced
Patisserie Class yang dibuka pihak Kampus Akpar Majapahit ini merupakan
jembatan menuju program S1 Food Technology namun menikberatkan pada
spesialisasi, demi menjawab kebutuhan mahasiswa yang suka masak
(kuliner) tetapi tidak suka mata kuliah dan praktik pastry. Sedangkan
program Advanced Patisserie Class mengakomodasi mahasiswa yang suka
pastry tetapi tidak suka masak.
Terkait dengan hal itu
pihaknya pada Senin (11/8/2015) mengundang dosen tamu Chef Didi Han
–chef senior asal Indonesia yang telah malang melintang di Eropa
(Belanda) dan Amerika (Kanada)—berbagi ilmu tentang food decorator dan
food technology dengan juniornya yakni Chef Yuda Agustian, Chef Della
sapaan karib Adeline Nadia Daniel bersama 12 mahasiswa D3 jurusan
kuliner Akpar Majapahit di laboratorium Food Tech Jl Jemursari 234
Surabaya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga
mengenalkan peralatan canggih kepada mahasiswa antara lain Vacuum
Packing Machine (VPM), Polyscience Sous Vide Professional Immersion
Circulator --produk innovation culinary technology dari AS— dan
Induction Cooker (kompor listrik induksi) hemat energi.
VPM
ini diaplikasikan untuk mevakumkan makanan, seperti daging dengan
membuang kandungan airnya. Sebelum divakum, daging itu dikemas dalam
kantong plastik lebih dulu, selanjutnya daging dalam kemasan plastik itu
dimasak dalam alat Polyscience Sous Vide Professional Immersion
Circulator.
Setelah mendapat perlakuan tersebut, daging
yang telah divakum tersebut direbus dalam panci berisi air yang suhu
pemanasannya dikontrol langsung oleh alat canggih PolyScience Sous Vide
Professional Immersion Circulator untuk melonggarkan ikatan daging
dengan kemasannya sehingga daging mudah diambil dari dalam kemasannya.
Selanjutnya
daging yang sudah divakum tadi bisa dimasak –dipanaskan (heat) atau
digoreng (fry)-- di atas kompor listrik induksi (induction cooker). Dan
yang harus diperhatikan adalah wadah untuk memasak daging itu sebaiknya
dari bahan stainless steel atau teflon.
Dalam demo
memasak daging sapi (tenderloin) di atas kompor induksi, ada dua
perlakuan yang dicoba yakni daging dipanaskan pada suhu konstan 80
derajat celcius selama 10-15 menit. Sedangkan pada treatment kedua,
daging digoreng pada suhu 200 derajat celcius selama 1-2 menit.
Hasilnya, kematangan daging medium, tekstur menjadi empuk, namun pada
perlakukan kedua bumbunya lebih meresap ke dalam daripada treatment
pertama. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar