Graha Tristar

Graha Tristar

Halaman

Kamis, 19 November 2015

20 Mitra Binaan PT STM Belajar Buat Kecap dan Saos yang Enak dan Higienis

Datangkan Instruktur dari Akpar Majapahit

DIVISI Teknologi Pangan Tristar Institute cq Akpar Majapahit Surabaya kembali dipercaya oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Amarta untuk memberikan pelatihan membuat kecap (kecap manis dan asin) dan saos (saos tomat dan sambal) kepada sejumlah mitra binaan PT Sumber Mas Mining di Balai Desa Sawe Kecamatan Daha, Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan yang dihelat selama dua hari, 16-17 September 2015 lalu, menghadirkan dua orang instruktur dari Akpar Majapahit Nursanti dan Ir Indah Fitriana serta dua orang asistensinya yakni Rozi dan Hafid. Pelatihan teknologi tepat guna di bidang teknologi pangan itu diikuti 20 peserta sebagian besar adalah kalangan ibu-ibu rumah tangga.
Amarta yang merupakan lembaga social consulting & resourcing adalah mitra kerja PT Sumber Mas Mining, guna menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) untuk kegiatan produktif bagi warga di sekitar proyek pertambangan PT Sumber Mas Mining, NTT.

Pelatihan yang kali ini dipilih untuk warga binaan adalag cara membuat kecap dan saos yang enak dan higienis. Diharapkan dari pelatihan ini warga binaan mendapat ilmu yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan tidak menutup kemungkinan bekal pelatihan ini bisa diaplikasikan untuk membuka usaha kecil skala rumahan (home industry) kecap dan saos.

Tak salah jika pelatihan teknologi tepat guna ini kembali disambut antusias oleh masyarakat Desa Sawe Kecamatan Daha, Kabupaten Bima, NTT. Pasalnya, warga binaan perusahaan pertambangan itu sudah lama mengindamkan pelatihan teknologi tepat guna yang bisa membuka lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan taraf hidup (sosial dan ekonomi) masyarakat setempat.

”Sebelumnya, kami juga dipercaya pihak Amarta dan PT Sumber Mas Mining memberi pelatihan membuat olahan ikan diaplikasikan menjadi abon dan siomay ikan serta pelatihanj membuat olahan kedelai yang diaplikasikan menjadi tahu, tempe dan susu kedelai di Desa Hu U, Kabupaten Bima, NTT pada November 2014 silam,” kata Nursanti, instruktur dari Akpar Majapahit yang memimpin rombongannya terbang ke NTT, pertengahan bulan lalu.



Seperti dituturkan Santi, kepada kru matoasbynews.blogspot.com, kemarin, sebelum berangkat ke Bima NTT, pihaknya bersama tim melakukan serangkaian uji coba membuat saos tomat dan sambal tomat dari buah asli (bukan tomat pasta yang dibuat pabrikan) di laboratorium Tristar Culinary Institute (TCI) Jl Raya Jemursari No. 234 Surabaya.

Hasilnya ternyata rasa saos tomat dan sambal tomat kreasinya tidak kalah dengan saos keluaran pabrik, setelah pihaknya menemukan komposisi saos tomat dan sambal tomat yang pas saat pengujian di laboratorium.

Makanya, jika peserta pelatihan saos ini ingin membuka usaha rumahan membuat saos yang enak, higienis dan tahan lama, kami sudah siap membekali mereka tentang pengetahuan bahan pengawet pangan benzoate (0,1 gram), antioksidan metabisulfit (0,1 gram) dan pewarna makanan yang direkomendasi oleh BPOM, Kemenkes.

”Jika saos disimpan di botol plastik bisa tahan sampai 6 bulan, sedangkan kalau saos disimpan di dalam botol kaca bisa bertahan sampai setahun,” tambah Indah Fitriana, rekan sejawat instruktur Nursanti di ruang kerjanya.

Untuk membuat kecap manis dan asin, pihaknya sudah melakukan serangkaian uji coba di lab TCI dan kreasi dari TCI ini juga sudah ditularkan kepada peserta pelatihan membuat kecap secara private dari kastemer TCI yang berasal dari Malang.

Nah jika Anda berminat belajar kecab dan saos yang enak dan higienis, silakan hubungi Nursanti atau Indah Fitriana di Kampus Akpar Majapahit, Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya Telp. (031) 8433224-25, 8480821-22. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar